Wednesday, July 15, 2009

005. S. Sartono

Sartono Sastromidjojo, lebih sering dipanggil S. Sartono, adalah Doktor pertama Indonesia dibidang geologi. Beliau meninggal tanggal 24 October 1995 di Belanda, dalam perjalanannya ke Swiss untuk mempresentasikan makalahnya. Sebagian besar tulisan ini disarikan dari buku yang berjudul "S. Sartono: Dari Hominid ke Delapsi dengan Kontroversi" yang diedit oleh Zaim, Y., Rizal, Y., Aswan, dan Fitriana, B. S., dan diterbitkan oleh ITB tahun 2006. Selain itu penulis juga menambahkan beberapa pesan yang disampaikan beliau kepada penulis secara pribadi.

Disarikan oleh Herman Darman


RIWAYAT SINGKAT:
- Lahir di Madiun, 30 Juni 1928
- 1956 - Lulus Geologi ITB - sarjana
- 1958 - Lulus Geologi ITB - Doktor
- 1961 - Guru besar ITB, Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam
- 1962 - Turut mendirikan IAGI
- 1970-1973 - Mengajar di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM)
- 1993 - Pensiun setelah menjadi dosen selama 40 tahun.

PENGALAMAN BERHARGA:
- Menemukan rahang bawah Pithecantropus erectus dari Sangiran pada tahun 1961. Dari penemuan ini S. Sartono, kemudian menjadi Profesor di ITB, mengembangkan ilmunya dan bentuk Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Paleontologi dan Geologi Kwarter.
- Menemukan fosil Stegodon timorensis di Timor

PENGALAMAN YANG KURANG MENYENANGKAN:
- Penghasilan sebagai dosen ITB tahun 1965 sangat minim dan tidak cukup untuk menghidupi keluarga. Sebagai jalan keluar terpaksa belajar beternak ayam, karena ada tetangga yang membantu dengan memberikan benih.

SARAN-SARAN:
Disampaikan Prof. S. Sartono kepada penulis semasa penulis belajar sebagai mahasiswa geologi di ITB.
- Geologiwan harus banyak kerja di lapangan untuk melihat dan meneliti singkapan. Prof. Sartono juga ke lapangan bersama istrinya untuk berbulan madu.
- Geologiwan juga harus banyak menulis makalah, untuk kemudian diterbitkan di jurnal. Dengan cara ini konsep dan ide penulis akan diuji (di review) oleh ahli lainnya. Prof. Sartono telah menerbitkan 168 karya tulis semasa hidupnya.

No comments:

Post a Comment